Selasa ini, berita menguat tentang Bukalapak yang berencana untuk menutup marketplace untuk produk fisiknya. Kita tidak akan bisa lagi membeli produk fisik seperti baju, peralatan otomotif, perlengkapan rumah tangga dan lain sebagainya. Selamat tinggal marketplace asli Indonesia ini.
Sejarah Bukalapak
Di laman resmi bukalapak, menyatakan bahwa Bukalapak adalah perusahaan teknologi Indonesia yang memiliki misi menciptakan perekonomian yang adil untuk semua. Melalui platform online dan offlinenya, Bukalapak memberikan kesempatan dan pilihan kepada semua orang untuk meraih hidup yang lebih baik. Didirikan oleh pentolan yaitu Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid sebagai pemilik bukalapak mentasbihkan diri sebagai lokapasar untuk memfasilitasi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Diawali dari sebuah rumah kos, ketika berkuliah di Institut Teknologi Bandung. Pada awalnya Bukalapak semula terkenal di kalangan penghobi sepeda yang sedang menggandrungi sepeda lipat dan fixed-gear. Bukalapak memanfaatkan tren tersebut dengan menjadi wadah bagi masyarakat untuk menjual berbagai jenis sepeda dan aksesoris bersepeda. Pada 2013, Bukalapak mencatat rata-rata transaksi harian sebesar Rp500 juta, dan telah bermitra dengan sedikitnya 80.000 penjual.
Perkembangan Bukalapak
Sejak didirikan pada tahun 2010, Bukalapak telah melayani lebih dari 6 juta Pelapak, 5 juta Mitra Bukalapak dan 90 juta pengguna aktif. Sebagai pendiri Bukalapak, Achmad Zaky bukalapak berkembang secara positif pada awal tahun 2010-an. Perkembangan menjadi tiga besar marketplace di Indonesia, selain Shopee dan Tokopedia.
Baru, pada Januari 2020, Rachmat Kaimuddin tampil sebagai CEO baru Bukalapak, menggantikan Achmad Zaky yang mengundurkan diri. Dilanjutkan dengan Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid menyusul mengundurkan diri. Kepergian para pendiri Bukalapak diiringi dengan perubahan strategi perusahaan.

Bukalapak IPO dengan Kode BUKA
Sejarah tercatat, Bukalapak adalah salah satu Perusahaan digital yang memberanikan diri untuk Initial Public Offering (IPO) pada 27 Juli 2021. Hari itu, Bukalapak resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam kode saham bukalapak yaitu idx BUKA, dicatatkan bahwa IPO ini merupakan yang memiliki nilai tinggi dalam mengumpulkan modalnya. Yang lebih fantastis, IPO Bukalapak sebesar US$1,5 miliar merupakan yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. Bahkan sekaligus pencatatan perdana saham pertama oleh unicorn teknologi di bursa efek di Asia Tenggara, dengan kode BUKA saham. Namun, empat bulan berselang, Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri demi mengejar kariernya di pemerintahan. COO Bukalapak, Willix Halim mengambil alih sebagai CEO.
Sepanjang 2022, Bukalapak membukukan laba bersih Rp1,983 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,672 triliun. Pada akhir tahun tersebut, jumlah mitra Bukalapak mencapai 16,1 juta, meningkat dari 11,8 juta dibandingkan tahun sebelumnya.
Bukalapak Tutup lapak
Selasa petang, ramai dalam pembahasan bahwa bukalapak tutup untuk produk fisiknya. Dalam keterangan tertulis di blog resminya, penghentian operasional penjualan produk fisik (seperti barang elektronik, gadget, busana, dan sebagainya) di marketplace Bukalapak ini merupakan upaya transformasi untuk fokus pada produk virtual (seperti pulsa prabayar, token listrik, dan sebagainya).
Dalam bukalapak blog menyatakan bahwa bukalapak ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan Produk Fisik di Marketplace Bukalapak. Menurut CEO Bukalapak, Willix Halim bahwa ingin berfokus pada Setelah layanan marketplace ditutup, konsumen ke depannya hanya dapat melakukan transaksi produk virtual diantaranya untuk produk, antara lain Pulsa Prabayar, Paket Data, Token Listrik, Listrik Pascabayar, Prakerja, dan Bukasend dll.
Leave a Reply